Senin, 02 April 2012

Hoolahoop : Mensana In Corpore Sano



YEAY! #WAWANCARRR is back! Di edisi ke-5 ini kami berhasil mewawancarai Band asuhan Vicky Burky yang sangat menyukai olahraga.  Sejak kemunculan pertamanya di tahun 2011 mereka berhasil menghipnotis  scene indie Bandung dengan gaya khas : “kelek bolong”. Baru-baru ini, mereka juga baru me-release album perdana bertajuk “Hari untuk Berlari”. Betul! Hoolahoop!

Band asal Bandung ini berhasil kami #WAWANCARRR di salah satu warung kopi daerah progo, Sabtu, (24/3). Ya rada gaya lah, dan lumayan menguras dompet tim ROI! Radio. Band yang beranggotakan Raden Riski (Guitar/Vox), Fadli Julistia (Guitar) Reddy Handani (Bass) Yuda Dwidatama (Drum) ini mengaku menjunjung tinggi pola hidup sehat. Padahal, dari jawaban-jawaban yang terlontar, mereka tampak kurang “sehat”. Tidak setuju? Simak sendiri! Sok tah der!

Halo! Kenapa harus Hoolahoop? Kenapa namanya bukan Barbel?
Redi : Bercandanya dulu we ya,  dulu saya,  Yuda dan Aris pernah ikut sanggar tari di divisi hoolahoop tapi engga cocok. Nah di luar sanggar itu, kami punya keahlian main musik, jadi akhirnya kami bentuk band. Terus ya.. keluarlah nama Hoolahoop.
Yuda : Kalau versi seriusnya, Hoolahoop itu diangkat karena namanya unyu dan catchy. Filosofi khususnya sih,  “song topeko marko perokai”  yang artinya “tidak semua urusan yang kamu tahu boleh tahu”. Hoolahoop itu intinya kun fayakun, apa yang sudah terjadi bakal kembali ke kami. Jadi kami punya keahlian di bidang musik dan kami tuangkan di sini.

Ya bebaskeun, bagaimana kalian terbentuk?
Aris : Dulu masing-masing kami punya band, kami iseng-iseng aja sih pengen bikin proyekan. Formasi awal masih sama Agul dan Tyo, belum ada Fadli. Sempat ganti-ganti personel sampai akhirnya tinggal bertiga. Yaudahlah kami coba jalan dulu bertiga, coba rekaman lagu “Perjalan Terindah” karya Aska. Lagu beres, coba masukin ke radio, alhamdulillah feedback-nya bagus, jadi pengen makin serius. Akhirnya ketemu Fadli, soalnya tiap Hoolahoop main dia selalu ikut, engga tau ngapain, ngilu rusuh we. Awalnya dia jadi additional dulu, kelamaan cocok dan jadi personel tetap. Nah waktu itu Fadli juga masih punya band lain.
Fadli : Iya saya juga punya band, band emo. Dan akhirnya.. bubaaaar..

Jadi masing-masing punya band lain ya, ada konflik dengan band sebelumnya?
Aris : Kalau saya dan Redi dulu kan punya band, tapi karena kami merasa udah engga comfort ya akhirnya rest in peace.
Fadli :  ada lah sedikit. Jadi gini ceritanya, pas masuk Hoolahoop, situasinya saya masih punya band,  Take Another Fate (Tanofa).  Akhirnya saya disuruh milih sama teman-teman di Tanofa, fokus di Hoolahoop atau Tanofa. Saya pikir “kenapa engga dua-duanya aja dijalanin?”, ya tapi mereka minta saya harus fokus salah satu. Akhirnya saya pilih Hoolahoop. Sebelumnya sih rada-rada gimana, cuma sekarang udah santai sih.

Khusus untuk Yuda, apa kabar nih Lolita Kesayangan (Lovely Lolita)?
Yuda : Ya ini juga mudah-mudahan Pim dan Eka tau ya. Sebelumnya band-bandan dengan Lovely Lolita, sebelumnya saya memang punya side-project sama anak-anak Hoolahoop ini. Tapi entah kenapa memang Hoolahoop yang berjalan lebih serius, sedangkan di belakang ada konflik tersendiri. Jadi Lovely Lolita itu tidak memungkinkan untuk berjalan sampai saat ini. Tapi Lovely Lolita masih ada kok, masih berjalan dengan baik. Cuma vakum dulu.

Jujur ya, kalau berbicara  tentang idealisme kalian berdua (Yuda & Fadli), apa Hoolahoop sudah sesuai dengan “hati”? Dari sisi musiknya sendiri jauh ya dengan Take Another Fate dan Lovely Lolita.
Fadli : Kalau saya sendiri idealisnya sih lebih ke rock. Masalah gaya emo atau scream gitu mah bumbu tambahan aja. Tapi dasarnya sama aja kok Take Another Fate dan Hoolahoop..
Yuda : Kalau saya sih orangnya engga terlalu idealis, maksudnya karena saya memperjuangkan apa yang saya inginkan. Sebenernya kalau di belahan hati saya itu emo, cuma dari dulu engga kesampean di band manapun. Tapi diam-diam saya memberikan unsur ke-emo-an saya di Hoolahoop. Mereka engga tau kalau saya punya “secret weapon”, ujung-ujungnya Hoolahoop ini bakal saya bikin jadi band emo, hahaha..

Hoolahoop identik dengan olahraga. Dari mulai album “Hari untuk Berlari”, video clip sampai beberapa penampilan pun kalian memakain baju olahraga. Eta maksudna naon? Pamer bulu ketek?
Yuda : Jadi selain kami pilih nama Hoolahoop itu bikin enerjik, memang jargon kami itu “mensana in corpore sano” dan “tahu balahu lahuba talang”,  yang artinya kami juga pengen mengingatkan sama orang-orang yang suka musiknya Hoolahoop bahwa sehat itu penting, karena kalau udah sakit itu masuk rumah sakit dan nyusahin orang. Selain sehat jasmani, sehat mata buat yang nonton kami, karena tubuh kami juga seksi dan menggoda. Jadi vitamin A buat mata yang nonton.
Aris : Sebenernya gini ya, Hoolahoop ini kan band baru,  baru muncul 2011 kemarin. Kami pengen ada gimmick aja gitu, biar gampang diingat orang.
Redi : Terus kalau liat badan kami yang kecil, sebenarnya keberanian kami engga kecil. Pengen menegaskan semuanya aja.

Tah! Kalian geus sarehat acan hirupna?
Semua : Alhamdulillah
Yuda : Imbangi. kita ngeroko, kita mabuk-mabukan, mabuk cinta yaaa..
Redi : Aing mah teu mabok hahaha
Yuda : Kita menjadi angkatan udara gitu juga kita tetep sehat. Shalat juga.
Redi : Jiga nu asa-asa kitu ngomongna hahaha
Yuda : Ya gitulah Alhamdulillah sehat, tapi kalau psikis mah yakin sehat, engga tau kalau jiwa

Apa olahraga favorit kalian?
Fadli : Kalau saya sih beda sendiri, snorkeling gitu.
Yuda : Kalau saya juga kadang-kadang bulu tangkis atau sandboard, di gurun pasir tea, jadi saya suka ke gurun-gurun pasir, Gurun Gobi, Gurun Sahara, Gurun Soekarno Putra.
Redi : Kalau saya kan di album pake stelan baseball, sebenarnya saya suka catur, tapi emang gitu kalau saya main catur pake stelan baseball.
Aris : Olahraga, kalau saya olahraga apa ya? Hmm..
Redi : Olahraga jari, soalnya si Aris banyak bbm-an sama cewe orang.
Aris : Goblok! Hahaha. Engga, kalau saya emang dari kecil kan SSB, jadi sampai sekarang masih main bola.

Atlet favorit kalian siapa?
Yuda : Bara Pattiradjawane, dulu itu yang hari minggu gula-gula tukang nyieun kue. Haha engga sih, atlet favorit sejati saya adalah David Robert Joseph Beckham, 6 maret 1975.
Fadli : Derreck Wish, teuing atlet naon, nu penting aya lah.
Aris :  Del Piero
Redi : Ben Jorgensen. Kemarin –kemarin saya sempet kaget juga, “wah saya udah follow Jorgensen”. Dia segala bisa, jadi itu favorit saya.

Bicara tentang “Hari untuk Berlari”, apa yang ingin kalian sampaikan dari album kalian ini?
Redi : Kalau dari album ini sebenarnya nano-nano ya. Ada yang bikin semangat, misalnya orang lagi down denger lagu “Hari untuk Berlari”, “Perjalanan Terindah”, ”True Friend Will Always Be There”, jadi  bikin semangat aja.
Yuda : Kami memberikan alternatif aja, istilahnya mah representing untuk yang dengar. Kalau yang galau, bisa dengerin “Sorry, I Quit” atau “Missing You”, kalau pengen yang semangat pagi-pagi mau pergi sekolah denger “Hari untuk Berlari”, kalau engga mau denger, ya engga usah di play.

Kalau yang paling sering bikin lirik itu siapa? Inspirasinya dari mana?
Yuda : Kebetulan paling banyak saya, tapi semuanya ikut terlibat. Aris ada, Redi ada, cuma engga tau ini aja (nunjuk fadli).
Fadli :  Baru dua kata, hahaha..
Yuda : Kalau inspirasi lebih banyak tentang wanita sih, karena sisi emo saya itu paling kental. Udah ah jadi pengen cerita.
Aris : Kalau saya di sini nyiptain satu lagu, sebenarnya itu tuh kebetulan saya lagi ngalamain seperti itu aja, terus dituangin ke lagu, alhamdulilah diterima sama pihak labelnya. Emang sih waktu itu keadaannya sama dengan Yuda. Contohnya lagu “Angel Or Keisha” itu, maksudnya saya lagi punya satu hubungan terus inget sama yang dulu, ya gitulah.

Angel & Keisha itu siapa? Tukang bubur?
Yuda : Naha sih semua orang pengen tau?
Aris : Sebenarnya gini, jadi saya bikin lagu itu cuma ada satu nama, saya itu ngusulin Angel, terus Yuda waktu itu pengen Keisha juga, akhirnya Angel Or Keihsa. Ya pokonya ada orang di balik nama itu.
Redi : Sebenernya yang banyak muncul pas “searching” itu Surti, cuma ya kurang match.

Kenapa harus Angel & Keisha?
Yuda : Ya sok aja coba ganti sama yang lain, misalnya Debora & Surti,  da teu ngenaheun, didieu albumna geus Angel Or Keisha, nya enggeus we atuh kumaha deui.

Ketika kalian membuat album ini, lagi pada dengerin apa nih ? ”Influence” lah istilah keren na mah?
Yuda : Oh musik? Saya sih waktu itu lagi dengerin Paramore, kan Paramore lagi marak-maraknya album “Brand New Eyes” dan satu lagi,  Architects
Fadli : Kalau saya lagi dengerin Hit The Lights dan Extreme.
Aris : All Time Low dan Paramore
Redi : Kalau saya dengerin curahan hati kekasih saya tentang keluarganya, hahaha engga lah. Saya seringnya denger Pas Band, Seringai, Efek Rumah Kaca, dan Sore.
Baru-baru ini kalian me-release klip “Hari untuk Berlari”, bisa dijelaskan konsepnya sendiri seperti apa?           
Aris : Sebenarnya fun ya. Kalau buat konsep. Sekali lagi, kami kan baru muncul, jadi pengen menampilkan image yang fun, Engga mau galau-galauan dulu lah. Akhirnya konsepnya dibuat fun kaya gitu, ada Gatot Kaca, ada Gayus juga kan. Sebenernya itu juga untuk gimmick, kan waktu itu Gayus lagi trending topic, gitu deh, biar video clip kita gampang diingat.
Yuda : Jadi kami mah orangnya suka bercanda, karena pada dasarnya orang sunda semua, mau dipaksain serius juga engga bisa, gagal terus.

Di klip itu kalian punya peran, bisa dijelaskan karakter peran masing-masing?
Yuda : Machete itu kalau di film kan sosok yang ganas, kalau di sini beda, artinya Machete jodo’e (jodohnya macet). Jadi representing lah hahaha.
Fadli : Kalau saya sebagai  Jose ya. Setau saya Jose itu  orang yang selalu tidak setuju, sering dengar “no way jose”? hahaha.
Aris : Kalau saya Pedro, terinspirasi dari Amigos. Jadi dulu kan Pedro setia banget sama Ana, jadi saya adalah orang yang setia. Gitu
Redi : Saya Fernando, lebih ke playboy ya.

Mantep! Oh ya, beberapa kali kami lihat penampilan kalian, juga sering bawa-bawa kata “jomblo”, kenapa? Curhat?
Aris : Kami itu manggung tuh bukan untuk menyampaikan pesan lewat lagu aja, tapi sebagai ajang mencari jodoh untuk drummer kami yang udah sembilan tahun jomblo.

Jadi kalian akan berhenti mengucapkan kata “jomblo” ketika Yuda punya pacar?
Semua : Aamiin!
Yuda : Ya sebenarnya itu tuh gimmick buat jualan aja, saya itu sebenernya playboy, banyak yang suka, lihat aja di twitter.

Sabar duy.. Nah satu hal lagi yang identik dengan kalian, Rocket Rockers! Bagaimana tanggapan kalian?
Aris :  Bukan identik sih sebenarnya ya, ini semua sih gara-gara saya hahaha. Soalnya saya sendiri sodaranya Aska (Rocket Rockers) kan, dan single pertama Hoolahoop tuh dibikin Aska tahun 2005 , setelah itu Aska juga jadi produser kami, kebetulan juga suara saya juga identik dengan Aska.  Jadi ya semua kebetulan di jalan yang sama. Memang ada beberapa orang yang bilang kalau Hoolahoop itu “successor”-nya  Rocket Rockers. Sebenarnya kami bangga, tapi jadi beban tersendiri juga.
Yuda : Ya kami terhantui.  Tapi sebenarnya itu jadi rezeki buat Hoolahoop sendiri. Jadi Hoolahoop itu band lagemi,  “laki-laki gede milik” hahaha.

Oke khusus buat Aris, seandainya suatu saat  pita suaranya Aska putus dan engga bisa nyanyi lagi,  kamu diminta untuk gantiin dia di Rocket Rockers. Pilih Rocket Rockers atau Hoolahoop?
Aris : Siapa yang gamau jadi penggantinya Aska, cuma yaitu dia masalah keterikatan gatau, soalnya kan saya beda generasi gitu.

Jadi pilih mana?
Aris : Hmm gatau sih, bingung hahaha. Eh hoolahoop si, kayaknya hoolahoop, soalnya kalau di Rocket Rockers kan itu band orang lain, saya bukan sebagai pendirinya, kalau di hoolahoop saya bisa lebih gimana gitu. Kebayang aja semua senior, saya junior sendiri.

Hahaha pilihan sulit ya. Ngomong-ngomong, sejauh mana keterlibatan Aska di Hoolahoop?
Yuda : Dari pertama sih engga ada kontrak atau pernyataan resmi dari Aska bahwa bakal gimana- gimana, tapi secara keseluruhan sih dia bantu kami sebisa mungkin. Keterlibatannya tidak begitu resmi. Tapi sebenarnya Aska lebih ngebimbing sih, kaya dosen pembimbing gitu, skripsi lah. Bab satunya itu tiga lagu live demo dan ternyata diterima, masuk bab dua, terus masuk ke penelitian, dan akhirnya wisudanya kemarin tanggal 14 februari, jadi semuanya udah sarjana kemarin.

Wah selamat kalau gitu, jadi lulus kuliah mau kerja dimana? Bercanda ketang. Pertanyaan selanjutnya, untuk ke depannya ada gimmick manggung yang lebih liar dari “olahraga”? atau kalian bakal tetap mempertahankan gimmick itu?
Yuda : Mungkin seiring bertambahnya umur, karena umur udah panjang, sakit-sakitan lalu meninggal, pasti ingetnya yang di atas jadi agamis. Baju manggungnya ya gamis, gamis Syahrini.
Fadli : Kalau saya sih, jangan kaos tim olahraga atau apa gitu, baju wasit sih kayaknya.
Redi : Kalau saya kan semakin dewasa, olahraga juga semakin dewasa, Jadi pake anduk aja hahaha. Awak ge pasti ngabadagan, moal era. Pake tato juga, tato emping.
Aris : kalau saya apa ya, bingung kalau ditanya begitu. Orangnya serius saya euy. Paling pake celana bahan,  tuxedo trus, dasi kupu-kupu,  stelan kasual metropolitan


DICATET! Harus direalisasikan ya! Oke coba deskripsikan album “Hari untuk Berlari” dalam satu kalimat untuk meyakinkan orang untuk beli!
Yuda : Anda puas, kami lemas.
Redi : You will never rock alone
Fadli : HORASHOOP!
Aris : Apa ya bingung euy.. Apapun makanannya, musiknya Hoolahoop

Suka memerhatikan tulisan di belakang truk? Apa tulisan favorit kalian?
Yuda : Moal bobo.
Fadli : Do’a ibu.
Redi : Teu aya nu sejen iwal ti Allah.
Aris : Saya mah mau serius ah.  “Jadi nomor satu emang baik, tapi lebih baik jadi satu-satunya” – Truk serius.

Ada pesan terakhir untuk Roi Radio? Besok kami mau bubar.
Yuda : Ini kebetulan kebanyakan temen-temen saya disini ya, bangga aja lah soalnya radio saya dulu engga naik. Jadi ya pesan terakhirnya, tetap semangat, tetap sehat suapaya bisa denger roi radio terus sama kalau bisa lembaga sensornya lebih diperhatikanlah karena terlalu bebas.
Fadli : Emang dasarnya udah pada gila, saya sih inginnya lebih gila lagi lah.
Aris : Pengen titip pesen sih buat announcer-nya diky, jangan galau terus, “you’ll never walk alone”.
Redi : Terus lakukanlah apa yang mereka tidak kalian lakukan dan kalian akan mendapatkan apa yang mereka tidak dapatkan. Jadi soklah maju terus buat roi.

Tah kieu atuh, kasih pesan tuh yang positif! Sukses terus untuk kalian!  kami juga punya pesan positif nih : “Teruslah berlari dan kalian akan mampu mengejar apa yang tidak bisa orang lain kejar”. HORASHOOP! Hidup kelek bolong!


Oleh Citra Adisti & Boniex Noer
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More