Minggu, 15 Januari 2012

Too Weak To Dance : “Kami Memang Cari Profit”


Di lantai 1 sebuah mall di daerah Antapani Bandung, Novan (Vocal), Ara (Bass), Rangga a.k.a. Babon (Gitar), Baim (Drum), Dhamar (Synth) dan Cege (Manager) sedang sibuk menata sebuah ruangan yang konon akan menjadi barber shop. “Rada diganggu seru oge yeuh,” pikir saya. Langsung saja saya meminta sedikit waktu mereka untuk sedikit berbincang perihal album perdana mereka.

YA! Setelah sempat tertunda selama lebih dari satu tahun, akhirnya Too Weak To Dance akan mengeluarkan album perdana mereka pada Februari mendatang! Tidak hanya bercerita tentang album perdana mereka : “Cerita di Bawah Langit”, mereka juga sedikit “curhat” tentang idealisme mereka dalam bermusik. Sayang, Ijul (Gitar) sedang “berperang” di Bosnia demi memenuhi kewajiban perkuliahan, lebok!

Yu disimak baik-baik dan ikuti alur perbincangan ini sampai akhir, dijamin reuwas!

“Cerita di Bawah Langit”, apa maksudnya?

Novan : Secara garis besar, kita semua hidup di bawah langit, konsepnya adalah tentang apa yang kita alami di sini. Simpel.

Langsung saja, kasih bocoran “Cerita di Bawah Langit” dong?

Novan : Cerita di Bawah Langit bakal di isi 8 lagu. Ada dua single yang udah release : “Masih Berarti” dan “Peri Kecilku”. Satu lagu kami rombak dengan aransemen baru : “I Hope Someday You Will Know That Songs Mean”, ini lagu pertama banget tapi bakal terdengar beda pisan. Ada juga beberapa yang sering dibawain seperti “Mempertahankan Sadar” dan “Goresan Tinta”. Ada dua track juga yang featuring musisi indie bandung.

Salah satunya dengan Aska Rocket Rockers ya? Kenapa harus Aska?

Novan : Jadi gini ceritanya, waktu itu kami main di salah satu acara di CFD, ada Aska di sana. Spontan kami ajak featuring, dan rupanya dia cukup antusias dengan lagu kami.

Cege : Pertimbangannya gini, pertama satu label, aska pun suka lagunya, jadi kita ga perlu adaptasi lebih lama lagi, karakter vocal juga pas.

Rangga : intinya sih kebetulan ya karena awalnya ketemu di CFD tadi

Pasti menarik dengar karakter suara “country” Aska dipadukan dengan suara “gospel” Novan. Lagunya gimana sih? Nyanyiin dong biar kaya Saepul Jamil.

Novan : Hahaha. Pokonya Aska bakal isi verse ke-2 dan chorus ke-2. Di akhir bakal ada aksi saut-menyaut. Pastinya keren.

Hahaha, makin penasaran, judul lagunya apa deh?

Novan : Rahasia, pokoknya Track 1

PELIT! Bicara tentang lirik. Bagaimana pembagian lirik bahasa Indonesia dan bahasa Inggris di album ini?

Novan : 85 persen bahasa Indonesia, 2 lagu lainnya bahasa inggris.

Kenapa harus lebih dominan bahasa Indonesia?

Baim : pangpangna mah hese sih nyieun bahasa inggris teh hahaha. Enggak munafik juga sih intinya biar lebih mudah dicerna pasar

Lirik di lagu-lagu di album nanti, bercerita tentang apa?

Novan : Cakupannya lebih personal sih ya, meskipun enggak menjurus ke satu cewek atau gimana. Banyak bercerita tentang pengalaman hidup. Pastinya pengalaman hidup sendiri, belum berani kalau bikin lirik pengalaman hidup orang lain. Ya, Kami tulis apa yang kami alami aja.

Kebanyakan pengalaman hidup siapa nih?

Rangga : NOVAN.

Novan : he euh da salah sorangan arembung ngajieun lirik

Intinya isi lagunya adalah curhatan Novan ya. Bisa diceritakan makna dari salah satu liriknya? Terutama salah satu yang membuat saya penasaran adalah lagu “Mempertahankan Sadar”

Novan : itu tentang dua kondisi yang kita alami di mana 50% kita harus mengabaikan sesuatu yang kita sukai, mengenyampingkan apa yang kita ketahui benar. Bahasa politikna mah koptasi, kita tau itu salah, tapi kita harus membiarkan itu terlihat benar. 50% lagi “mempertahankan sadar” itu, misalnya kita melakukan apa yang kita yakini.

Rangga : ngarti teu? Urang mah teu ngarti

Hahaha, Intinya?

Novan : intinya 50% saya melakukan apa yang saya suka, 50% lagi saya harus mengorbankan idealis untuk menyambung hidup.

Dari musiknya sendiri, band apa yang sangat memengaruhi kalian saat menggarap album ini?

Rangga : A Rocket To The Moon

Novan : Fall Out Boy, Panic! At The Disco, Mayday Parade

Ara : Cobra Starship

Dhamar : Metro Station

Baim : Cherrybelle, Sheila On 7

Ngomong-ngomong, kalian sudah lama mengeluarkan wacana untuk mengeluarkan album ini. Apa yang membuat “Cerita di Bawah Langit” harus ter-pending cukup lama?

Novan : Jadi gini, album ini memang ke pending sekitar 1 tahun. Sebenarnya proses rekaman udah beres dari tahun 2009, tinggal mixing. Tadinya mau bikin E.P sendiri secara independen. Di tengah jakan kami bertemu satu label di Jakarta, mereka nawarin full-length album, Akhirnya dari sana kami berubah haluan dari E.P ke full-length album. Tapi.. karena satu dan dua hal kami batal bergabung dengan label tadi, dan memilih label yang sekarang.

Rangga : Ya dulu udah hampir kontrak, tapi salah satu teman, namanya Awan dari Ardan Radio menawarkan tim menejemen. Ternyata kami ketemu Seven Music yang ngasih penawaran lebih baik. Karena pindah-pindah label ini akhirnya release album harus melenceng dari target awal.

Apa yang mereka tawarkan lebih sehingga kalian memutuskan untuk pindah ke Seven Music?

Cege : Sebenernya, Seven ini punya promosi, label sebelumnya cuma ngasih distribusi aja. Seven Music ini promonya lebih jelas. Karena pertimbangan itu sebenernya.

Novan : Semua label baik sih sebenernya, tapi kami sangat minim punya link di luar kota. Tawaran Seven Music ini lebih menjanjikan

Setuju kalau ada orang yang bilang kalian mainstream?

Novan : Setuju-setuju aja sih, bebas, hehe

Rangga : Kami enggak munafik sih ya. Kami memang cari profit di sini. Saya dari kecil main band-bandan masa ga dapet duit, buat apa. emang butuh uang. insya Allah bisa buat makan, buat beli sapatu, geus barolong.

So, komitmen dari awal Too Weak To dance ini orientasinya adalah untuk cari uang?

Novan : Dari awal iya sih.

Baim : Intinya mah kami udah cape sih, udah tua kami teh. Hehe..

Rangga : Dari awal TWTD tuh enggak kami bikin harus idealis banget sih

Kalian mengenyampingkan idealisme di sini, setuju?

Novan : Enggak juga sih, sejauh ini kami enggak pernah diatur orang lain. Di sini kami mainkan apa yang kami suka. Dan kebetulan apa yang kami suka juga disukai pasar.

Berniat masuk ke layar kaca mengikuti rekan-rekan band lain?

Baim : Kembalikan ke management dan label; saya sendiri enggak munafik, pengen juga. TV kan Cuma sekedar etalase untuk promosi

Rangga : Ya lumayan sih buat promosi juga

Novan : Buat saya enggak sekedar buat promosi juga, saya pengen membuka link lebih luas juga, lumayan bisa membantu rekan-rekan band lain

Kita berandai-andai. Misalkan kalian ditempatkan pada posisi harus memilih diantara dua acara di hari dan jam yang sama. Di satu sisi kalian ditawari untuk main di acara tanpa dibayar, tapi itu acaranya komunitas yang membesarkan kalian. Di sisi lain kalian ditawari untuk main di layar kaca dengan bayaran luar biasa besar. Mana yang kalian pilih?

Rangga : intinya soal tanggung jawab, sekarang kami dijual oleh management dan label. Ya kami harus mengikuti kebijakan mereka.

Novan : kalau misalnya management dan label setuju, tidak merugikan orang lain. Hayu aja saya pilih yang pertama.

Baim : lieur euy, mending ngerjakeun kalkulus. Haha. Ya balik lagi ke kebijakan label dan management sih. Tapi gini, kita besar di komunitas, enggak mungkin kami lupa kacang pada kulitnya.

Berbicara tentang fans, seberapa penting “Friends To Dance” untuk kalian?

Ara : Kalau enggak ada fans, kami tidak akan seperti sekarang. Sesuatu yang berharga buat kami. Terima kasih untuk Friends To Dance

Novan : Ya, kami sangat bersyukur punya Friends To Dance yang sangat loyal, mereka sangat berarti.

Baim : kalau saya analogikan TWTD adalah struktur tubuh manusia, Friends To Dance adalah kaki. Kami adalah badan. Management adalah otaknya. Kami tidak bisa melangkah ke jenjang yang lebih jauh tanpa mereka.

Media jadi apanya?

Baim : jadi alat kelaminnya hahaha.

Hahaha terima kasih loh, bagaimana kalian menjaga kedekatan dengan Friends To Dance?

Baim : Kami selalu membuat sebuah kegiatan bersama dengan mereka, salah satunya kemarin kita karaokean bareng, minggu depan juga mau futsal bareng. Ya intinya kita selalu mengadakan kegiatan-kegiatan positif dengan mereka untuk memperkuat kedekatan.

Satu kalimat untuk TWTD?

Baim : Keluarga!

Rangga : Keluarga gendut enak.

Novan : Suka wanita cantik

Ara : Tempat mencurahkan isi hati

Satu kata untuk album kalian?

Rangga : Amazing!

Baim : Dugem

Novan : Naughty

Ara : Mengejutkan

Uuuh so sweet, kita main berandai-andai lagi yuk! Suatu saat kalian harus berganti genre, genre apa yang kalian pilih?

Rangga : Easy Listening

Baim : ya seperti Cherrybelle, XOIX

Novan : Emo-Rock

Ara : Jazz

Apa imajinasi tergila kalian ketika manggung? Terutama yang membuat kalian horny?

Baim : Si tomtom berubah jadi t*ket, floor jadi pantat Alexis Texas, sticknya.. kaya punya Diki. Hardcore!

Rangga : Manggung ditonton SPG!

Novan : Channel mic berubah jadi lubang me*ek

Ara : Saya pengen fret bass berubah jadi pentil toket

GILA! Kata kasar favorit apa sih?

Babon : ANJING!

Baim : C*li.

Novan : B*ok.

Ara : Selangkangan berjerawat

Kalian sangat kasar! Satu kalimat untuk ROI Radio?

Ara : Semoga cepat bangkrut!

Novan : Semoga barudak ROI Radio hese meunang gawe!

Baim : Semoga ROI Radio jadi tempat bordir

Rangga : ROI Radio, saria gay

Luar biasa, terima kasih untuk Too Weak To Dance atas doa-doa yang mereka panjatkan untuk kami (ROI Radio). Silahkan menilai sendiri deh. Yang pasti menurut saya sih, Too Weak To Dance tidak peduli dengan apa yang dinamakan “pencitraan”. Mari kita nantikan saja cerita yang akan dibawakan Too Weak To Dance lewat album “Cerita di Bawah Langit”. Sukses!


oleh : Boniex Noer, Bima Dwidiptayana

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More